Pada tahun 2014, SERB fokus pada desain teknik terkait pembangunan Dermaga, sistem perpipaan, fasilitas air laut, fasilitas pemompaan, dan fasilitas penyediaan generator listrik. SERB secara proaktif melakukan pendekatan sosial dan hukum guna memperbaiki situasi dan kondisi di lapangan. Kegiatan pembangunan dermaga dimulai pada awal tahun 2015 dan selesai pada akhir tahun 2015.
Pekerjaan infrastruktur pada tahun 2019 fokus pada pemulihan aset dampak bencana Tsunami Selat Sunda yang terjadi pada akhir tahun 2018. Pada bulan Agustus 2019, SERB telah menerima pemberitahuan persetujuan penerapan klaim asuransi kepada pihak terkait dan melakukan rekayasa. survei struktur yang ada. SERB menunjuk kontraktor untuk melakukan kegiatan pemulihan aset seperti terminal khusus (jetty) dan fasilitas pendukungnya. Kegiatan konstruksi area rekonstruksi dermaga dan pembersihan puing-puing telah dimulai pada bulan September 2019, dengan estimasi waktu pengerjaan selama tujuh (7) bulan. Kegiatan eksplorasi akan dimulai setelah amandemen Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik ditandatangani.
Pada awal tahun 2021, SERB mencari peluang untuk menggunakan Dana Panas Bumi dalam program Mitigasi Risiko Sumber Daya Panas Bumi (GREM) bekerja sama dengan PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) untuk membiayai tahap eksplorasi. Program Mitigasi Risiko Sumber Daya Panas Bumi (GREM) dilakukan untuk mempercepat pengembangan energi terbarukan di Indonesia dan mendorong pembangunan berkelanjutan di sektor energi.
Sepanjang tahun 2022, dimulai tahap pra-eksplorasi. Perjanjian PPA yang masih berjalan dengan PLN (Persero) dan diberikan penangguhan eksplorasi panas bumi sementara selama 1 (satu) tahun. Pada bulan Desember 2022 serangkaian survei SQUID TEM telah dilakukan.