PT Supreme Energy Muara Laboh minggu ini secara resmi mulai melakukan pemboran sumur eksploitasi di Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Liki Pinangawan Muara Laboh, Solok Selatan, Sumatra Barat.
Direktur Panas Bumi Ditjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Yunus Saefulhak mengatakan kapasitas terpasang Panas Bumi saat ini sebesar 1698,5 MW.
Untuk mengejar target capaian Panas Bumi sesuai KEN sebesar 7.200 MW pada tahun 2025, perlu tambahan kapasitas sekitar 5.500 MW lagi.
"Ini merupakan tugas berat dan tidak gampang. Kita harapkan kerja sama semua stake holder terkait kehutanan, keuangan, pemda dan pemerintah pusat dalam memberikan insentif dan kemudahan perizinan utk kelancaran pengembangan panas bumi," papar dia dalam keterangannya, Minggu (28/5/2017).
Yunus menambahkan untuk mendorong percepatan pengembangan panas bumi, pemerintah mempunyai lima terobosan dalam mencapai target tersebut yaitu:
Pertama, pelaksanaan lelang lima Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) pada 2017 untuk wilayah Indonesia Bagian Timur dengan pertimbangan harga keekonomian yang masih masuk dan menarik untuk investor.
Ke dua, penugasan kepada Badan Layanan Umum (BLU) dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk melaksanakan kegiatan eksplorasi dan produksi panas bumi di daerah-daerah yang harga keekonomiannya belum masuk.
Ketiga, mempersingkat perizinan untuk kemudahan investasi bidang panas bumi yang diimplementasikan melalui pelayanan satu pintu untuk investasi di BKPM.
Keempat, memberikan Penugasan Survei Pendahuluan dan Eksplorasi (PSPE) kepada Badan Usaha yang memiliki potensi atau ketertarikan melakukan pengembangan panas bumi di wilayah Indonesia Bagian Timur
Kelima, implementasi program pendanaan panas bumi (Geothermal Fund) untuk menarik minat investor dalam melakukan pengembangan panas bumi untuk WKP di Wilayah Indonesia Bagian Timur.
"Sumur yang diresmikan pemborannya ini merupakan sumur ke-7 dari rencana 19 sumur yang akan dibor," tegas Yunus.
Nantinya sumur-sumur ini akan menyuplai uap ke PLTP Muara Laboh Unit 1 dengan kapasitas 80 MW yang akan beroperasi secara komersial pada tahun 2019. Ketika beroperasi, PLTP Muara Laboh mampu melistriki 120.000 rumah tangga pada sub sistem kelistrikan Sumatera Bagian Utara.
Untuk pengembangan PLTP unit 1 sebesar 80 MW, nilai investasi yang ditanamkan oleh PT Supreme Energy Muara Laboh sebesar 580 juta USD atau setara dengan Rp 7,7 triliun.
Proyek PLTP MuaraLaboh akan memberikan dampak positif bagi masyarakat Solok Selatan pada khususnya dan Sumatera Barat pada umumnya melalui penciptaan lapangan kerja selama proyek ini berlangsung maupun melalui program pengembangan masyarakat yang dilakukan oleh PT. Supreme Energy Muara Laboh