header
Publication

Eksploitasi Sumur Panas Bumi 80 MW di Muara Laboh Dimulai

May, 26 2017
By: Admin
In: Media Coverage

Eksploitasi Sumur Panas Bumi 80 MW di Muara Laboh Dimulai

Kamis, 25 Mei 2017

 

TEMPO.CO, Padang - Menara baja atau yang disebut Rig, terlihat berdiri kokoh di wilayah kerja panas bumi (WKP) Liki Pinangawan, Muara Laboh, Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, Rabu 24 Mei 2017. PT Suprame Energi Muaro Laboh memulai eksplotasi sumur panas bumi di Liki Pinangawan Muara Laboh.

Presiden Direktur Supreme Energy Supramu Santosa mengatakan, ada 13 sumur yang akan dieksploitasi untuk menghasilkan 80 Megawati (MW). Delapan sumur produksi dan tiga sumur injeksi.

Ekploitasi ini akan dilakukan hingga pertengahan tahun 2018. Adapun kegiatan eksploitasi ini adalah pemboran sumur produksi dan sumur injeksi, pembangunan fasilitas lapangan, termasuk pembangkit listrik, yang nantinya akan dipergunakan untuk operasi produksi listrik dari sumber daya panas bumi.

Sumur-sumur ini akan menyuplai uap ke PLTP Muara Laboh Unit 1 dengan kapasitas 80 MW. PLTP Muara Laboh mampu melistrik 160.000 rumah tangga pada sub sistem kelistrikan Sumatera Bagian Utara.

"Target kami Agustus 2019 sudah bisa mengalirkan 80 mw listrik," ujarnya usai pemboran awal sumur eksploitasi, Rabu 24 Mei 2017.

PT Supreme Energi menanamkan investasi sebesar US$ 469 juta atau setara Rp 6,2 triliun. Pengembangan 1 MW dibutuhkan US$ 5,86 juta atau Rp 77,9 miliar.

Kata Supramu, proyek panas bumi dimulai sejak tahun 2008. Awalnya, potensi panas bumi di kawasan tersebut diprediksi 220 MW. Namun setelah dilakukan eksplorasi di 6 sumur ditemukan sekitar 60 MW.

"Kami menempuh perjalanan panjang dan berliku sejak 2008. Sembilan tahun eksplorasi. Sekarang baru eksploitasi," ujarnya.

Direktur Panas Bumi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Yunus Saefulhak mengatakan, pemerintah menargetkan pemanfaatan energi baru terbarukan bisa mencapai target 23 persen pada 2026. Sekitar 16 persen merupakan porsi panas bumi.

"Target panas bumi hingga tahun 2025 mencapai 7.200 MW. Hingga kini yang sudah terpasang mencapai 1.698,5 MW. Tinggal 5.500 MW," ujarnya Rabu 24 Mei 2017.

Namun, kata Yunus, wilayah kerja panas bumi untuk 4.000 MW sudah ada pemenangnya dan penunjukan langsung. Masih ada 1.500 MW yang masih ditargetkan.

Menurutnya, pemerintah melakukan sejumlah terobosan untuk mempercepat realisasi target kapasitas panas bumi. Di antaranya penugasan kepada Badan Layanan Umum (BLU) dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk melaksanakan kegiatan eksplorasi dan produksi panas bumi. Pengembangannya tanpa lelang. Badan usaha dibolehkan memilih lokasi.

Kemudian, kata dia, mempersingkat perizinan untuk kemudahan investasi bidang panas bumi. Pemerintah menerapkan pelayanan satu pintu melalui BKPM.

"Mempersingkat perizinan. Yang dulunya 29 izin sekarang 5 izin saja," ujarnya.

Pemerintah juga melakukan mitigasi untuk menarik investor. Terutama untuk wilayah timur. Ada program pendanaan panas bumi (Geothermal Fund) untuk menarik minat investor dalam melakukan pengembangan panas bumi.

ANDRI EL FARUQI